[iNews24jam.id] - Presiden RI Joko Widodo meyakini Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Indonesia Investment Authority (INA) mampu memperoleh kepercayaan dari dalam maupun luar negeri.
Presiden mengungkapkan,
sejumlah negara seperti Uni Emirat Arab, Cina, Norwegia, Saudi Arabia,
Singapura, Kuwait, dan Qatar telah terlebih dahulu memiliki Sovereign Wealth Fund (SWF)
puluhan tahun silam serta telah mempunyai akumulasi dana yang besar untuk
pembiayaan pembangunan mereka.
“Indonesia termasuk negara
yang sangat terlambat dalam pembentukan Sovereign
Wealth Fund. Walaupun lahir belakangan, dan tidak ada kata
terlambat, saya meyakini INA (Indonesia
Investment Authority) mampu untuk mengejar ketertinggalannya dan
mampu memperoleh kepercayaan nasional dan internasional,” ujarnya saat
memperkenalkan jajaran
Dewan Pengawas dan Dewan Direktur LPI, di teras belakang Istana Merdeka,
Jakarta, Selasa (16/02/2021) pagi.
Menurut Presiden, terdapat
tiga alasan yang melatarbelakangi keyakinan tersebut. Pertama, pembentukan INA
mempunyai dasar hukum yang kuat yaitu diperintah langsung oleh Undang-Undang Cipta Kerja.
“Kelembagaan dan cara
kerjanya juga jelas sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor
74 Tahun 2020,” tegasnya.
Kedua, INA dijamin menjadi
institusi profesional yang dilindungi oleh undang-undang dan menggunakan
pertimbangan-pertimbangan profesional dalam menentukan langkah-langkah
kerjanya.
Ketiga, INA dikelola oleh
putra-putri terbaik bangsa yang berpengalaman di kancah profesional internasional,
yang telah dijaring oleh panitia seleksi dibantu oleh para head hunter professional.
Sebagaimana diperkenalkan
Presiden, jajaran Dewan Pengawas LPI terdiri dari lima orang figur yang terdiri
dua anggota ex officio yaitu
Menteri Keuangan sebagai ketua merangkap anggota dan Menteri Badan Usaha Milik
Negara sebagai anggota serta tiga orang anggota dari kalangan profesional,
yaitu Darwin Cyril Noerhadi sebagai anggota untuk masa jabatan tahun
2021-2026, Yozua Makes sebagai anggota untuk masa jabatan tahun 2021-2025, dan
Haryanto Sahari sebagai anggota untuk masa jabatan tahun 2021-2026.
Sementara Dewan Direktur
LPI juga diisi oleh lima figur yang semuanya berasal dari kalangan profesional
yaitu Ridha Wirakusumah (Ketua Dewan Direktur), Arief Budiman (Wakil
Ketua Dewan Direktur), Stefanus Ade Hadiwidjaja (Direktur Investasi),
Marita Alisjahbana (Direktur Risiko), serta Eddy Porwanto (Direktur Keuangan).
“Dengan fondasi hukum dan
dukungan politik yang kuat serta Dewan Pengawas dan jajaran Direksi yang hebat
dan jejaring internasional yang kuat, saya meyakini Indonesia
Investment Authority (INA) akan memperoleh kepercayaan
nasional dan internasional dan mampu membuat INA sebagai Sovereign Wealth Fund kelas
dunia,” ujarnya.
Lebih lanjut Presiden
mengatakan, LPI mempunyai posisi yang sangat strategis dalam percepatan
pembangunan yang berkelanjutan, meningkatkan dan mengoptimalkan nilai aset
negara secara jangka panjang, serta menyediakan alternatif pembiayaan bagi
pembangunan nasional yang berkelanjutan.
“Melalui keberadaan INA,
kita akan mengurangi kesenjangan kemampuan pendanaan domestik dengan kebutuhan
pembiayaan pembangunan. INA akan menjadi mitra strategis bagi para investor,
baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri, agar tersedia pembiayaan yang
cukup untuk program pembangunan, khususnya program pembangunan infrastruktur
nasional,” tuturnya.
Presiden pun mengharapkan dukungan dari para pemangku kepentingan untuk LPI ini. “Saya bersama jajaran pemerintah dan juga mengharapkan DPR, BPK, serta lembaga-lembaga negara lain juga mendukung penuh gerak Indonesia Investment Authority ini. Harus inovatif, harus berani mengambil keputusan yang out of the box dengan tata kelola yang baik. Indonesia harus mempunyai alternatif pembiayaan yang memadai untuk akselerasi menuju Indonesia Maju,” pungkasnya. [Red- Kominfo]
Post a Comment